Jumat, 27 Mei 2011

Rastafari: Freedom Movement dan Nilai Tentang Emansipasi

Rastafari: Freedom Movement dan Nilai Tentang Emansipasi

16 Okt
Rastafari adl sebuah “Freedom Movement” dimana setiap individu dr gerakan ini punya kebebasan untuk menelaah falsafah hidup dr gerakan Rastafari dan punya kebebasan penuh untuk menafsirkan ajaran Rastafari – termasuk pengkultusan terhadap Kaisar Haile Selassie I dan atau keyakinan bahwa beliau adl sang Messiah (Revelation 5).

Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya mansion/grup/aliran dr gerakan Rastafari. Sebut saja “The Twelve of Tribes of Israel”, 1 dari 3 aliran besar dan terkenal dalam gerakan Rastafari. “The Twelve of Tribes of Israel” tdk menganggap Haile Selassie I sbg Jah/Yahweh/Jehovah. “The Twelve of Tribes of Israel” percaya bahwa Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, sedang Haile Selassie I sebagai ilahi yang dipilih oleh Sang Pencipta untuk mewakilinya di bumi dlm kapasitas sbg Raja.
Dalam mansion “The Twelve of Tribes of Israel” – yg ikut mensposori lahirnya Grup Vokal Reggae Israel Vibration – Haile Selassie I dipandang sebagai raja yang terpilih oleh Tuhan dalam keturunan Raja Daud dan Raja Salomo (baca kisah Thalut/Saul: Al-Baqoroh : 246-252 dan 1 Samuel 9:16-17). Haile Selassie I dianggap sebagai representasi dari The Messiyah/Yesus Kristus dalam Karakter sbg raja, Dia bukanlah Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus itu sendiri, tetapi wakil dari perjanjian Daud yang abadi.
Berbeda dgn “The Twelve of Tribes of Israel”, mansion Bobo Ashanti percaya bahwa Haile Selassie I adl Tuhan Yang Agung, dgn Marcus Garvey sebagai nabi, serta Emmanuel (pendiri mansion Bobo Ashanti) sebagai Imam Besar setelah urutan keimamatan Melkisedek. Ide-ide “Black Supremacy” dan “Jesus is a black man” masih sangat kental di mansion ini.
Tidak berhenti disitu, kemudian muncul pula Muslim Rastas yg merujuk kepada cara hidup dan implementasi atas ajaran-ajaran filosofis Rastafari (emansipasi, struggle, dan ketaatan pada Tuhan) dgn tetap menjaga Monoteisme (percaya pada Allah SWT, The Creator, yg ESA, yg Maha Agung) dan tdk meyakini Kaisar Haile Selassie I sbg Tuhan yg Agung. Dan tentunya tdk menggunakan Marijuana.
Lalu ada juga “Zion Rastafari” sebuah sekte kecil Yahudi, yang masih berpegang pada tradisi Yahudi, tetapi juga menerima Selassie I sebagai keturunan Raja Daud, dan roh ilahi. Selain itu ada pula beberapa aliran lain spt: Iyesus/Jesus Dreads, Messianic Dreads, Remi Rastafari, dan the Selassian Church.
Dari situ kita bisa melihat betapa beragamnya gerakan Rastafari. Sebuah gerakan yg tdk lagi eksklusive milik masy.kulit hitam. Sebuah gerakan yang bisa dileburkan ke dlm komunitas/individu/agama manapun. Kita semua punya kebebasan penuh untuk melihat dari perspekstif manapun.
Bob Marley sendiri tdk pernah menyatakan dengan aliran mana dia bergabung. Bob Marley menafsirkan falsafah hidup gerakan Rastafari dr sudut pandang dia sbg musisi reggae.
Yang menjadi fondasi dasar dari gerakan ini adalah emansipasi. Meskipun terbagi dalam beberapa sub grup/mansion, issue emansipasi menjadi benang merah diantara mereka.
Jadi, seorang Rastafarian kah kalian? Bebaskan diri kalian untuk menafsirkannya dr sudut pandang manapun :) Selama kalian memegang teguh prinsip emansipasi dan penghapusan masyarakat kelas 2, maka kalian bisa juga disebut sbg seorang Rastafarian.

Kamis, 26 Mei 2011

tugas ke 5

tugas ke 5

Kepemimpinan
pengertian adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

tipe-tipe kepemimpinan :
1. tipe instruktif
2. tipe konsultatif
3. tipe partisipatif

teori kepemimpinan :
Teori Kepemimpinan

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.